Say No Futur For Our Future

    Assalamu'alaikum! Siang ini mau bahas materi yang sedap gimana gitu, khususnya untuk kaum rebahan. Mau bertanya dulu dong, kamu udah tau belum arti futur itu apa? F-U-T-U-R bukan future, karena artinya jauh banget. Jadi teman-teman sekalian sudah fitrahnya nih keimanan manusia itu fluktuatif atau naik-turun seperti ombak, hal ini marupakan sebuah ujian untuk manusia agar terus bisa menjaga keimanannya. Jadi diri kita tuh di challenge gitu, apakah bisa terus berjalan lurus padahal di kanan kirinya banyak godaan yang luar biasa menarik. Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi diri yang berada di titik terbawah ini yang dikenal sebagai futur.
    Futur artinya rasa malas dan lemah setelah sebelumnya ada masa rajin dan semangat. Dalam kamus Lisanul ‘Arab futur didefinisikan,
“diam setelah intensitas tinggi, yaitu setelah melakukan dengan usaha keras”
    Pasti pernah dong ngerasain momen itu. Lelah, bingung mau memulai dari mana lagi, lalu memilih me time, merasa masih tetap bingung malah memilih me time lagi, terus menerus sampai mulai beberapa amanah dinanti nanti, hingga akhirnya ada amanah yang tertinggal. Tapi gak semua orang seperti itu ko, yuk kita cari tau beberapa tipe orang futur, yaitu:
  1. Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur, dan golongan ini banyak
  2. Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.
  3. Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit
Semoga selelah-lelahnya kita, tetap akan kembali ke jalan panjang perjuangan, aamiin

Terus kenapa ko bisa jadi futur?

    Alasan seorang manusia bisa jadi futur itu macem-macem, diantaranya:
  1. Hilangnya keikhlasan dalam berbuat ibadah (kebaikan): contoh sehari-harinya adalah ketika mengerjakan tugas. Siapa yang suka males ngerjain tugas? Rasa males mengerjakan tugas itu biasanya adalah efek dari mengeluh sebelum perang, benar apa benar? Tapi ketika udah mendekati deadline ada perasaan (misalnya) seperti "Ini tugas yang akan membantu aku mewujudkan mimpi mendapat nilai A, jadi mari segera selesaikan!" nah kalau gitu baru semangat. Jadi mari berusahalah menemukan 1001 kebaikan dalam mengerjakan tugas, menikmati setiap prosesnya. Semangat :)
  2. Lemahnya ilmu syar'i dalam melakukan sesuatu. Kita tidak akan sepenuh hati melakukan hal yang belum kita pahami urgensinya, mirip kasus ikhlas. Mari coba ganti topik, jadi soal ibadah. Kenapa orang solat tepat waktu? Kenapa dia mesti solat qobla subuh? Karena mereka tau keutamaan dan hadiah apa yang akan mereka dapat dari menjalani ibadah tersebut, utamanya adalah merasakan nikmat berupa ketentraman hati. Jadi mari kita memperbanyak ilmu
  3. Berorientasi pada dunia. Ini pasti rasanya melelahkan banget, orang-orang yang berorientasi pada dunia sudah pasti akan merasa kecewa. Dunia tak selamanya bersahabat, perkataan manusia tidak selamanya manis, kenyataan tidak selamanya selaras dengan apa yang kita harapkan. Mari sedikit demi sedikit belajar berorientasi pada yang lebih hebat, lebih besar, lebih keren daripada dunia, yaitu kepada Tuhan YME, kepada Allah Swt. Karena kepada Sang Pemilik segala, kita dapat meminta, dapat ditolong, dapat segalanya. Mendapat segalanya bukan berarti terkabulnya seluruh haraan kita ya, tetapi mendapat segala yang terbaik menurut perhitungan-Nya. Selamat menyelami hikmah~
  4. Melakukan dosa kecil terus menerus. Orang yang korupsi pasti akan bermula dari kebiasaan menipu orang lain. Orang yang berzina pasti akan bermula dari melanggar aturan menyentuh yang bukan mahram. Orang yang melakukan kejahatan besar pasti akan bermula dari kejahatan kecil. Kamu paham maksudnya kan? Yang sedikit itu sama bahayanya dengan yang banyak. Mari kita terus meminta ampunan dan berusaha menjadi baik. Sulit? 
    "Sekecil apapun perjuangan yang kamu usahakan akan tetap bernilai di mata Tuhan."
  5. Tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam melakukan ibadah (kebaikan). Baru aja tadi aku mendengar nasihat dari Ustadz Felix bahwa "Manusia itu bukan manusia kalau tidak punya harapan.". Jadi dear, mari kita susun target hidup kita, target tahunan, bulanan, mingguan, harian, bangun mimpi-mimpi itu sebaik mungkin. Sejatinya yang membatasi impian kita dengan kemungkinan terwujudnya adalah pikiran kita sendiri yang meragukan itu. Padahal kita punya Allah Swt, yang tidak ada keraguan padanya. Segalanya mungkin terjadi atas Izin-Nya. Mari bercita!
  6. Menyendiri tidak mau berjama'ah. Berjalan bersama memang lebih lambat karena mesti menyamakan barisan, berjalan bersama memang lebih sulit karena mesti menyelaraskan pikiran, tapi Allah Swt lebih mencintai mereka yang berjama'ah (Clue: QS. As-Saff ayat 4). Punya keluarga, teman, sahabat yang mendukung dan membersamai perjuangan kita bukankah lebih indah?
    Setelah tau mengenai penyebab kenapa bisa futur dan cara mengatasinya mari kita lanjut ke future. Lalu apa hubungannya Futur dan Future? Karena kemalasan akan mengganggu masa depan kita. Orang-orang hebat yang kita lihat saat ini adalah orang-orang yang berjuang kemarin, berbulan bahkan bertahun-tahun lalu. Mereka adalah berlian yang telah mengalami banyak tekanan dalam perut bumi. Mereka adalah emas yang ditempa menjadi bentuk yang cantik. 
    Aku membuat judul tulisan ini sekitar 1 tahun lalu. Terinspirasi dari para kakak alias mentor-mentor nan MasyaAllah Tabarakallah yang selalu menyuntikan semangat lewat diksi-diski kerennya. Mahluk menginspirasi seperti mereka ternyata manusia juga, pernah merasa kurang baik pada suatu momen alias futur. Tapi hal itu gak dibiarkan aja, mereka segera kembali dan berkarya, bahkan melahirkan karya-karya yang lebih keren dari sebelumnya. Jadi kalau mereka bisa kenapa aku, kamu, dan dia gak bisa? Yuk kita berjuang bersama menjadi seseorang yang berarti. Bercita-citalah menjadi dia yang bahkan namanya lebih dulu dikenal dilangit sebelum ruhnya sampai.

Pengingat untuk aku, lalu kamu. Selamat membaik.
Wasalamu'alaikum!

Sumber:
muslim.or.id/20724-kiat-mengobati-futur-dan-malas-menuntut-ilmu-agama.html
almanhaj.or.id/10913-penuntut-ilmu-tidak-boleh-futur-putus-asa-dan-bosan-dalam-menuntut-ilmu.html

Comments

Popular posts from this blog

Tomodachi! Bersahabat di Dunia, bertetangga di Surga...

High School Project: Rewind

BAPER ?